TI sangat pesat berkembang di indonesia maupun di dunia . IT juga memberikan keunggulan dan kemudahan di bidang bisnis ,pendidikan, social , Maupun pemerintahan . Maka dari itu infrastruktur teknologi informasi atau Teknologi Informasi Infrastructure Library(ITIL), dikembangkan oleh OGC (Office of Government) dari pemerintah Inggris.
ITIL merupakan kerangka best practice yang dapat dijadikan sebagai panduan dan referensi dalam memastikan terwujudnya manajemen pelayanan teknologi informasi (IT Services Management) yang prima dan handal. Alasan Kantor Pemerintahan Inggris membuat standar yang kemudian berkembang dan dikenal dengan istilah ITIL (Information Technology Infrastructure Library) adalah untuk memastikan terciptanya layanan publik yang berkualitas di seluruh lini pemerintahan kerajaannya. Dengan adanya sebuah panduan standar atau kriteria minimum ini diharapkan bahwa pemerintah pusat, daerah, distrik, hingga pada satuan terkecilnya dapat memberikan pelayanan kepada publik secara baik, dalam arti kata cepat, tepat, murah, dan terkendali. Mengingat bahwa hampir seluruh proses atau aktivitas pelayanan publik menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, maka dirasa perlu adanya rumusan standar yang harus dipatuhi oleh seluruh pelaku pemberi pelayanan (dan pemangku kepentingan terkait lainnya).
Tujuan ITIL:
Dengan menyediakan pendekatan sistematis untuk manajemen layanan TI, ITIL dapat membantu sebuah perusahaan dalam cara berikut:
- Mengurangi biaya
- Peningkatan layanan TI melalui penggunaan proses-proses praktek terbaik yang telah terbukti meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pendekatan yang lebih profesional untuk pelayanan standar dan pedoman
- Meningkatkan produktivitas
- Meningkatkan penggunaan keterampilan dan pengalaman
- Meningkatkan penyampaian layanan pihak ketiga melalui spesifikasi ITIL atau ISO 20000 sebagai standar untuk pengiriman layanan pengadaan jasa.
Ada Lima gelar inti disertakan di ITIL, yaitu:
- Service Strategy.
- Layanan Desain.
- Layanan Transisi.
- Layanan Operasi.
- Peningkatan Pelayanan.
Service Strategy
Fase ini berisi panduan untuk merancang, membangun, dan mengimplementasikan manajaemen layanan TI.
Fase ini berguna untuk petunjuk fase berikutnya, kebijakan manajemen layanan, dan proses keseluruhan di
dalam ITIL. Setiap organisasi harus memiliki sebuah Strategi Pelayanan yang menjadi panduan bagi setiap aktivitas “services” yang terjadi dalam organisasi. Secara prinsip, strategi ini berisi bagaimana cara dan mekanisme yang dianut serta perlu dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan organisasi di dalam usahanya untuk memberikan layanan yang baik.
Service Design
Fase ini berisi panduan untuk merancang dan mengembangkan layanan dan proses manajemen dalam layanan
TI. Service design mencakup metode untuk menginterpretasikan tujuan strategis ke prosedur layanan, dan memperlihatkan bagaimana organisasi merancang ekosistem (infrastruktur) teknologi informasi untuk memenuhi atau melayani para pemangku kepentingannya.
Melalui desain ini, diharapkan tercipta suatu lingkungan kondusif bagi divisi teknologi informasi dalam memberikan layanan prima ke segenap individu, kelompok, dan unit/divisi pengguna pada organisasi.
Service Transition
Fase ini berisi panduan untuk mengembangkan dan perbaikan kapabilitas dalam masa transisi layanan yang
baru dan diubah menjadi operasi. Fase ini menyediakan panduan untuk menangani masalah yang berkaitan
dengan perubahan dalam proses dan manajemen layanan TI.
Service Operation
Fase ini berisi panduan untuk proses penyampaian layanan ke pelanggan secara efektif dan efisien. Fase
service operation menyediakan petunjuk untuk memelihara stabilitas dalam operasi layanan. Dan di sinilah para pelanggan internal maupun eksternal (pemangku kepentingan) akan mendapatkan langsung manfaat dari keberadaan teknologi informasi dan komunikasi.
Continual Service Improvement
Fase ini berisi panduan untuk memelihara nilai bagi pelanggan melalui perancanganm transisi, dan operasi
layanan yang lebih baik. Continual Service Improvement menyediakan panduan untuk meningkatkan hasil
usaha dari service strategy, design, transition, dan operation.
Di fase ini juga mengingatkan perlunya dilakukan perbaikan berkesinambungan terus menerus dari masa ke masa. Hal ini tidak saja berarti bahwa organisasi yang bersangkutan senantiasa belajar dan selalu berkembang dari masa ke masa, namun mengandung makna bahwa organisasi selalu siap menghadapi berbagai perubahan karena dinamika global.
Source:
https://fti.uajy.ac.id/sentika/publikasi/makalah/2014/(69).pdf
Nama : Rachmad Agung Pambudi
NIM : 160411100032
IT Governance A